
Memang betul, anak yang baru saja kulahirkan bukanlah berasal dari benih koko atau suamiku sendiri tapi dari benih mas Yanto, seorang pria pribumi yang merupakan partner bisnis suamiku dan sudah berkeluarga.
Aku sempat khawatir apakah anakku nantinya akan lebih mirip bapak biologisnya dibadingkan dengan ibunya, karena kalau hal ini terjadi maka perselingkuhanku akan langsung ketahuan. Tapi ketakutanku ternyata tidak beralasan karena mata anakku tetap sipit dan berkulit putih walaupun beberapa bagian wajahnya lebih mirip mas Yanto dari pada Koko. Aku berharap akan bertemu mas Yanto nanti di jam besuk untuk memperlihatkan kepadanya bahwa anak biologisnya itu sehat-sehat saja.

Penis mas Yanto ukurannya biasa-biasa saja, tapi yang sangat berbeda adalah warnanya yang hitam kemerahan dan bentuknya yang pipih bukan bulat. Di sekeliling penisnya terlihat banyak urat-urat pembuluh darah yang menggelembung sehingga penis itu seperti batang pohon yang dililit oleh akar-akar bahar disekelilingnya. Aku merasakan liang senggama di vaginaku berkontraksi dan mulai lembab karena bentuk penis Yanto yang sebenarnya agak menyeramkan bagiku tetapi mulai membangkitkan gairah berahiku dengan seketika.
“Kenapa sayang ?” Tanya mas Yanto keheranan.
“Aku belum pernah lihat penisnya pri … eh … seperti ini” Jawabku kagok
“Maksudnya belum pernah liat penis orang pribumi ya ?” Canda mas Yanto
“Mau cicipin sekarang ?”
“Mauuuuu ….” Kataku manja sambil mencium mas Yanto, sedangkan tangan kananku memegang penisnya.
Vaginaku semakin lembab oleh cairan dan mulai terasa berdenyut-denyut karena aku terangsang sendiri saat menggenggam penis mas Yanto. Ketika menggenggam penisnya yang pipih, aku seperti sedang memegang ikan lele yang besar yang berontak ingin lepas.
“Masukkin langsung aja masss …. Aku udah ga tahan pengen diijut” kataku memakai istilah dalam bahasa sunda jalanan untuk bersetubuh.
Tanpa menunggu lagi mas Yanto langsung mendorong tubuhku ke dinding kamar hotel, kemudian dengan menekuk kedua lututnya penisnya mulai diarahkan vaginaku untuk mencari lubang senggamanya. Kepala penis mas Yanto aku pegang dengan jari-jariku untuk membantunya mencapai liang senggamaku. Terus terang aku belum pernah bersetubuh sambil berdiri dengan cowok-cowokku sebelumnya, apalagi dengan Kokoku.
“Aaaaahhhhhh ……” Aku mendesah saat kepala penisnya masuk kedalam liang senggamaku, mas Yanto tidak langsung memasukkan seluruh batangnya tapi memutar-mutar dulu kepala penisnya seolah-olah ingin mengenali situasinya dulu.
BLESSSSSSSS ……
Pelan-pelan batang penis mas Yanto masuk ke dalam liangku sampai masuk seluruhnya dengan mulus karena vaginaku benar-benar sudah siap menerima tamu.
“Adddddaaaawwwwwwww …..auhhhhhh…aaaahhhhhh ….” Aku mengerang kenikmatan.
Sambil tangannya menyangga kedua pantatku, mas Yanto meluruskan kembali kakinya yang tadi ditekuk sehingga otomatis aku terangkat ke atas seperti melayang dan terasa nikmat sekali. Kemudian aku diminta untuk melingkarkan kaki di pinggulnya sedangkan tanganku memeluk lehernya.
Mas Yanto mulai memompa penisnya keluar masuk vaginaku dengan gerakan pelan sambil sedikit menekan sehingga aku merasa sedang dipaku di dinding dengan penis sebagai pasaknya. Cairan vaginaku mengalir dengan derasnya sampai keluar dan membasahi bulu kemaluan kami berdua.
“Ahhh ….ahhhh …hehhhh…hehhhh…ahhhh…ahhh” aku terus mengeluarkan desah nikmat mengikuti irama gerakan penisnya dengan mata sipitku yang terpejam.
Pakaian bagian atasku yang masih lengkap dengan BH karena belum kulepas mulai kusut dan basah oleh keringat, pakaian mas Yanto juga sudah mulai acak-acakan. Posisi bersetubuh kami memang hanya melekatkan tubuh pada bagian pinggul kebawah sehingga tidak terlalu mengganggu.
“Aduuuhhhh massshh … enak sekali ….ahhhh ….enak terusshhh…shhhh…” Aku mulai meracau bersamaan denga semakin memuncaknya rasa nikmatku.
“Aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh ………masssssssss…….akuuuu…dappppaaaaaaaattt” aku menjerit saat orgasmeku meledak dengan tiba-tiba.
BACA JUGA :
- Cerita Dewasa Desahan Hebat Babysister Saat Dientok - DUNIA CERITA
- Terbaru Cerita Dewasa Keperawanan Adik Kelasku Di Banyar 75jt
- Cerita Seks Terbaru Menikmati Malam Dengan Gadis Bayaran
- Kisah Nyata Terbaru Demi uang Aku Rela Jual Diri

FIM SEMI KLIK DISINI
Kaki dan tanganku langsung menjepit tubuh mas Yanto dengan kencang, mukaku terasa memerah dan mata sipitku tiba-tiba melotot saat mencapai puncak kenikmatanku dari penis orang pribumi pertamaku.
Setelah klimaks orgasmenya berlalu, aku langsung merasa lemas sehingga kakiku tidak kuat lagi menjepit pinggangnya dan terjuntai lemas. Mas Yanto menghentikan pompaannya, kemudian memelukku dan menyandar kepalaku di bahunya lalu aku dibopongnya ke ranjang dengan penisnya masih ada di dalam vaginaku.
“Uuuuuuuuhhhhhhhhhhh …..” aku melenguh nikmat saat penis mas Yanto terlepas dari vaginaku setelah membaringkanku di tempat tidur.
Dengan telaten mas Yanto melepas baju dan BH yang tersisa, kemudian dia melepaskan juga bajunya sendiri sehingga sekarang kami berdua sudah telanjang bulat. Aku lihat penis mas Yanto masih tegak melengkung ke atas dan berkilat-kilat terkena cahaya dari layar TV. Rupanya mas Yanto masih belum ejakulasi, padahal biasanya cowok-cowokku ejakulasi duluan sebelum aku orgasme atau paling tidak bersamaan datangnya.
Kakiku direntangkannya lebar-lebar dengan satu tangannya sedangkan tangannya yang lain mengocok-ngocok penisnya sambil diarakan ke liang senggamaku.
BLESSSSS ….. dengan sekali genjotan pada pinggulnya seluruh batang penisnya langsung masuk ke dalam vaginaku sampai kepangkalnya.
“Auuuuuhhhhhhhhhhhhh…..Masshh …pelan-pelan” jeritku karena merasa sedikit ngilu pada vaginaku akibat persetubuhan kami yang sambil berdiri tadi.
Dengan lembut mas Yanto mulai menggerakkan penisnya maju mundur di dalam liang senggamaku yang belum terlalu basah setelah tadi rehat untuk mengulum penis itu tadi. Walaupun begitu bukan berarti kenikmatannya berkurang, apalagi mas Yanto memang sangat telaten mencari-cari area di dalam rongga liang senggamaku yang lebih sensitif apabila disentuh dengan penisnya.
“Aduh mas enak sekali di situ ….ohhhh ….ohhhh….oohhhhhhh” Reaksi spontanku terhadap titik sensitif yang disentuh penisnya juga menjadi sangat membantu mas Yanto untuk mengerti kebutuhanku.
Tanpa harus menunggu lama vaginaku mulai basah lagi …
CROK…. CROK …. CROK …. CROK ….CROK ….mulai terdengar bunyi nyaring dari cairan vaginaku yang terpompa keluar oleh gerakan penis mas Yanto.
“Ohhhhhh….enak sekali…ahhhh….ahh…..ahh….” Aku terus mendesah nikmat
Mas Yanto menaikkan kakiku ke bahunya dan merubah posisi badannya menjadi setengah berjongkok sehingga pinggulku otomatis agak terangkat juga. Dalam posisi ini tanpa ampun mas Yanto memompakan penisnya dengan sangat cepat membuatku tubuhku bergoyang-goyang sesuai irama pompaannya. Penisnya terasa melesak sangat dalam ke arah rahimku membuatku ingin meraung raung kenikmatan kalau tidak malu sama mas Yanto, akhirnya aku meremas-remas dan menggigit-gigit bantal yang ada di kepalaku sebagai pengalihannya.
“Arrrrkkkhhhhh ….arrrkkkkkhhhh ….arrrkkkkhh …” Akhirnya aku hanya mengeluarkan erangan tertahan dengan badan yang melenting-lenting di ranjang.
CROK…CROK …CROK….CROK …CROK … Bunyi becek dari vaginaku semakin keras terdengar
“AAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH……” Aku melolong kenikmatan saat aku kembali mendapat orgasme. Mataku yang sipit membelalak sejenak sebelum berputar sampai hanya kelihatan putih matanya saja.
Pompaan penis mas Yanto makin lama makin pelan mengikuti redanya puncak orgasmeku, kakiku juga diturunkan dari bahunya lalu tubuhnya direbahkan sambil menindih tubuhku.
“Kamu bisa menikmatinya sayang ?” Bisik mas Yanto sambil mencium bibirku dan mengecup-ngecup pipi serta leherku “Aku belum keluar lhooo…”
“Enak sekali mas, benar-benar merupakan pengalaman yang sama sekali baru” Jawabku sambil membalas ciuman dan kecupannya.
“Mas mau minta Syeni ngapain supaya mas bisa keluar ?” Aku menawarkan bantuan agar mas Yanto bisa ejakulasi.
Mas Yanto minta kami merubah posisi dengan aku ada di atasnya tanpa melepaskan penis dari vaginaku terlebih dahulu. Akhirnya sambil berciuman kami berguling di ranjang sampai posisi kami berbalik di sisi lainnya. Aku lihat bed cover tempat kami bersetubuh sebelumnya sudah basah oleh cairan vaginaku sehingga meninggalkan noda yang cukup lebar.
“Ahhhh ….” Aku mendesah pelan saat payudaraku dicium dan diremas oleh mas Yanto.
Dengan lahap putting payudaraku di hisap-hisapnya, sedangkan payudaraku yang lainnya di remas-remas dengan tangannya. Payudaraku sangat besar, sehingga telapak tangan mas Yanto yang sudah lebarpun hanya bisa meremas tidak sampai setengah bagiannya.
Sambil menikmati permainan mas Yanto pada payudaraku dalam kondisi setengah tengkurap aku mulai bergerak memaju mundurkan pinggulku untuk menggesekan penis Yanto dalam lubang seggamaku.
“Ohhhhh….shhhhh…” Aku kembali mendesah menikmati hasil dari pergerakanku sendiri.
Makin lama aku aku bergerak makin cepat dan diimbangi oleh mas Yanto dengan gerakan pinggulnya yang menekan penisnya makin kedalam saat gerakan mundurku membuatku menjerit-jerit nikmat.
“AAAAHHHH ….AHHHHH…..AHHHHHH ….AAmmmpppphhhhhh” Jeritanku kadang disumpal mas Yanto dengan ciumannya, mungkin dia khawatir jeritanku “mengganggu” tamu-tamu lain.
Aku kemudian diminta untuk mengambil posisi dengan badan yang lebih tegak seperti sedang menaiki kuda sehingga gerakanku sekarang adalah naik turun. Mas Yanto tetap mengimbangiku dengan menaikkan pinggulnya untuk menyambut setiap gerakan turunku yang membuat seolah penisnya menancap dalam-dalam tembus sampai jantungku. Belum lagi aktivitas tangannya yang meremas payudaraku, mempermainkan putingnya atau mempermainkan kelentiku.
“Mass…enak mashhh…. Kontolnya enak sekali….mashhh kontolnyaaaahhh”
Aku meracau dengan pilihan kata-kata yang sudah tidak terkontrol lagi. Maklum sebagai orang yang berasal dari keluarga cina totok, aku hanya bergaul dengan buruh pribumi level bawah di toko atau perusahaan kami yang pilihan bahasanya sering kali kasar.
“Ohhhh….ohhhhh…ohhhhh….ohhhh…..”
Gelombang orgasme terasa mulai muncul lagi sehingga aku mulai mempercepat gerakanku. Butir-butir keringat mulai muncul di sekujur tubuhku membuat tubuhku menjadi kuning berkilatan. Rambutku yang asalnya panjang terurai sampai ke punggung mulai acak-acakan menutupi sebagian mukaku sampai ke dadaku.
“Mass….aaakkkuuu udaaah mau dappaaatthhhh …..”
Teriakku dengan tubuh mulai bergetar karena diterjang gelombang orgasme yang begitu nikmat.
“Syeniii….saya juga akan keluarrrr ….” Sambut mas Yanto sambil menahan pinggulku dibawah dan dia sendiri melentingkan tubuhnya untuk membuat penisnya tertancap dalam-dalam.
“Ouuhhhhh …keluarkan semua pejunya masshhh ….untukkuu…..” Keluarnya air mani di dalam tubuhku seperti bonus bagi kenikmatan sebelumnya.
SROOOOTTT….SROOOTTT ….SROOOTTTT ….SROOOTTT….SROOOOTTT …srrrt …srrttt…srttt
Lima semprotan air mani yang kuat aku rasakan membanjiri rahimku diikuti beberapa semprotan kecil sesudahnya.
Untuk sejenak aku seperti tidak sadarkan diri, tidak ada yang bisa aku ingat selain kenikmatan puncak yang sedang aku rasakan sekarang. Orgasme yang dibarengi dengan semprotan air mani mas Yanto merupakan orgasme pamungkas yang sempurna bagiku.
Setelah berahiku mulai reda badanku ambruk di atas tubuh mas Yanto yang segera memelukku dengan mesranya. Rambutku yang acak-acakan dirapikannya dan kemudian menciumi aku dengan hangat.
“Syeni, kamu sangat luar biasa …. Saya benar-benar dipuaskan oleh kamu” Bisik mas Yanto kepadaku dengan suara yang mesra.
“Mas Yanto juga hebat sekali…aku sangat menikmati ijutannya bikin ketagihan” Jawabku malu-malu dengan nafas masih belum teratur.
“Apalagi semprotan pejunya juga sangat enak, nikmat sekali ….” Lanjutku sambil tersenyum manis.
“Kamu mau aku cariin pil anti hamil untuk berjaga-jaga ?” Mas Yanto berbalik tanya seperti teringat sesuatu setelah aku bicara soal semprotan air maninya di dalam tubuhku tadi.
“Ga usah mas, malah lebih baik kalau aku bisa punya anak dari mas …” Kataku manja hingga jadi malu sendiri dan membenamkan mukaku di dadanya.
Mas Yanto kemudian mengangkat mukaku dan memandangku dengan lembut tapi terlihat serius “Syeni kamu pikirkan baik-baik dulu, jangan sampai omongan kamu itu hanya bawaan emosi karena kita habis bercinta”
“Tapi saya tidak keberatan kalau Syeni memang ingin dibuahi dengan benihku “ Lanjut mas Yanto
Aku hanya mengangguk sebagai jawabannya karena tekadku sudah bulat, bahkan sebelum pergi ke sini aku memang sudah bertekad untuk punya anak dari mas Yanto saja dari pada dibilang tidak subur oleh keluarga kokoku.
“Aaaahhhhhhhhhhhhhh ….” Aku kembali mendesah saat mas Yanto melepas penisnya yang mulai lunak kembali.
Dia kemudian mengambil handuk kecil dari kamar mandi yang sudah di beri air hangat, dengan lembut dibasuhnya vaginaku dengan handuk hangat tadi sampai bersih baru dia membersihkan penisnya sendiri. Setelah membuka bed cover yang basah oleh keringat kami dan cairan vaginaku, kami berbaring kembali di ranjang dengan tetap bertelanjang bulat. Saat itu kami pergunakan untuk “lebih mengenal” perabotan masing-masing yang sebelumnya dipergunakan.
Bulu vaginaku yang hitam tipis dan berbentuk pohon palm merupakan favorit mas Yanto selain kelentitku yang panjang. Mas Yanto juga bisa menebak bahwa aku udah pernah hamil lebih dari dua bulan sebelum digugurkan hanya dari bentuk putingku yang memang sudah membesar dan berwarna lebih gelap saat aku masih perawan. Aku hanya bisa mengiyakan dan minta maaf karena tidak berterus terang sebelumnya sambil jantungku jadi berdebar takut perasaan mas Yanto jadi berubah terhadapku. Mas Yanto ternyata tidak marah, hanya dia berpesan kalau memang ingin serius tentang dihamili olehnya, maka dia tidak ingin aku menggugurkan kandungannya lagi.
Saat aku bertanya mengenai kenapa penisnya berbeda dengan penis-penis yang pernah aku kenal apakah ada hubungan dengan ras. Dia bilang perbedaan utama adalah karena sebagai muslim penisnya sudah disunat sejak kecil sehingga pertumbuhannya berbeda dengan penis-penis yang tidak disunat atau disunat setelah dewasa. Penis cowok-cowokku memang ujungnya tertutup kulit saat sedang tidak berereksi sedangkan kepala penis mas Yanto langsung terbuka dengan lekukan miring dilehernya sehingga menjadi batas yang jelas dengan batang penisnya.
Aku coba kulum penis mas Yanto sampai berereksi lagi sehingga sekarang aku bisa melihat dari dekat benda yang tadi membuatku meraung-raung kenikmatan. Tanpa sadar aku terhanyut untuk menghisap dan menjilati kepala penis mas Yanto sampai mas Yanto akan mendapat ejakulasi lagi. Dia minta aku untuk menelan seluruh air maninya dan tentu saja aku mau melakukannya dengan senang hati walaupun sebelumnya aku tidak pernah mau kalau disuruh melakukannya oleh cowokku yang pertama dan juga Kokoku.
Mas Yanto bukan hanya sekedar berbeda rasa penisnya, tapi juga berbeda dalam gaya bercintanya yang selalu mengutamakan kepuasanku terlebih dahulu. Dia juga membuat aku tetap punya harga diri walaupun hanya sebagai pacar gelapnya atau wanita simpanannya. Padahal selama ini aku selalu diperlakukan tak lebihnya sebagai obyek pemuas syahwat bagi cowok-cowok yang meniduriku. Pada saat aku memang membutuhkan hal itu tidak terlalu terasa, tapi sangat menyakitkan pada saat mereka membutuhkanku karena umumnya mereka tidak mau tahu apakah aku sudah siap dipenetrasi atau tidak.
Selama di Singapore kami bercinta sebanyak 3 sampai 4 kali dalam sehari, saat bercinta di pagi hari kami sepakat untuk mengeluarkan air maninya di luar supaya saat diperiksa di klinik tidak masuk ke dalam medical recordku. Tapi untungnya metoda terapi mereka tidak melarang aku bercinta selama menjalankan pengobatan.
Beberapa teknik bercinta kilat juga kami coba praktekkan walaupun sebenarnya tidak perlu kalau melhat situasi selama kami di sana, tapi mas Yanto yakin bahwa setelah kembali ke Bandung kesempatan untuk bercinta memang akan sangat terbatas. Bercinta di mobil atau di motel-motel short time akan menjadi sering kami lakukan dan mas Yanto ingin memastikan bahwa aku bisa mencapai orgasme sedikitnya satu kali.
Sesaat setelah mendarat di bandara Cengkareng, mas Yanto kembali mengajakku bercinta di hotel Bandara sebanyak dua kali untuk memastikan pembuahanku dengan benihnya karena saat itu aku memasuki fase masa suburku sebelum akhirnya kami pulang dengan menumpang travel yang berbeda. Begitu aku sampai rumah Koko langsung menyetubuhiku tanpa memperdulikan apakah aku sedang kelelahan atau tidak. Tiga malam selanjutnya seperti siksaan bagiku karena Koko terus menerus ingin menyetubuhiku, katanya untuk memanfaatkan masa efektif terapi yang aku jalani.
Promo Game Judi Online...
Bagi Yang Suka Bermain Game Judi Online Dengan Uang Asli Bisa Langsung
KLIK : BANDARQ ONLINE

0 comentários:
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.